Harga Perak Antam Turun Jadi Rp25.664 per Gram, Dolar AS Kuat Tekan Pasar

Rabu, 05 November 2025 | 10:10:22 WIB
Harga Perak Antam Turun Jadi Rp25.664 per Gram, Dolar AS Kuat Tekan Pasar

JAKARTA - Pasar logam mulia kembali bergejolak pada pertengahan pekan ini dengan penurunan harga perak Antam. Rabu, 5 November 2025, harga perak murni milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali melemah, memperpanjang tren koreksi sejak awal minggu.

Berdasarkan data dari laman Logam Mulia, harga perak Antam pada hari ini turun Rp386 menjadi Rp25.664 per gram. Penurunan ini terjadi setelah dolar Amerika Serikat menguat signifikan di pasar global.

Kondisi tersebut mendorong sebagian investor memilih aset dolar ketimbang logam mulia. Akibatnya, perak yang biasanya bergerak seiring emas mengalami tekanan tambahan.

Harga Terus Turun Sejak Awal Pekan

Koreksi harga perak Antam kali ini bukan yang pertama dalam pekan ini. Sejak Senin, 3 November 2025, logam putih tersebut sudah menunjukkan tren penurunan berturut-turut.

Pada Senin, 3 November 2025, harga perak Antam melemah Rp100 hingga mencapai Rp26.350 per gram. Penurunan ini berlanjut pada Selasa, 4 November 2025, dengan koreksi lebih dalam sebesar Rp300 sehingga berada di posisi Rp26.050 per gram.

Rangkaian penurunan beruntun tersebut kemudian disusul dengan pelemahan terbaru pada Rabu, 5 November 2025, sebesar Rp386. Dengan demikian, dalam tiga hari perdagangan, harga perak Antam sudah turun total Rp786 per gram.

Tren negatif ini memperlihatkan sensitivitas harga perak terhadap pergerakan mata uang dolar AS. Setiap kali dolar menguat, harga logam mulia seperti perak cenderung melemah karena investor beralih ke aset berdenominasi dolar.

Daftar Harga Perak Antam Hari Ini

Selain harga per gram, Antam juga menetapkan harga dasar perak murni untuk berbagai ukuran. Harga dasar perak murni dengan berat 250 gram pada Rabu, 5 November 2025, tercatat sebesar Rp5.800.000.

Setelah ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11%, harga totalnya menjadi Rp6.438.000. Untuk ukuran 500 gram, harga dasar berada di level Rp11.200.000, sementara harga termasuk PPN mencapai Rp12.432.000.

Selain itu, Antam juga merilis harga perak jenis Heritage dengan dua ukuran berbeda. Untuk berat 31,1 gram, harga dasarnya tercatat Rp1.219.482 dengan harga setelah PPN sebesar Rp1.353.625.

Sedangkan untuk ukuran Heritage 186,6 gram, harga dasar pada hari ini tercatat Rp6.196.216. Setelah ditambah PPN 11%, nilainya naik menjadi Rp6.877.800.

Berikut daftar lengkap harga perak Antam pada Rabu, 5 November 2025:

Jenis & Berat PerakHarga Dasar (Rp)Harga Termasuk PPN 11% (Rp)
Perak Murni 250 gram5.800.0006.438.000
Perak Murni 500 gram11.200.00012.432.000
Heritage 31,1 gram1.219.4821.353.625
Heritage 186,6 gram6.196.2166.877.800

Harga perak Antam yang disertai PPN ini berlaku untuk pembelian langsung melalui kanal resmi Logam Mulia. Pembeli disarankan memantau harga harian karena perubahan bisa terjadi sewaktu-waktu mengikuti pasar global.

Pengaruh Dolar AS dan Kebijakan The Fed

Penurunan harga perak Antam sejalan dengan pergerakan harga perak dunia. Berdasarkan laporan terkini, harga perak global pada Rabu, 5 November 2025, turun sebesar 1,3% ke level US$47,45 per troy ons.

Kondisi ini dipicu oleh penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Penguatan mata uang Amerika membuat logam mulia seperti emas dan perak menjadi relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.

Selain faktor dolar, pasar juga tengah menunggu rilis data ekonomi Amerika Serikat yang dapat memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Pelaku pasar memperkirakan The Fed akan tetap berhati-hati menyesuaikan suku bunga.

Kebijakan suku bunga yang tinggi biasanya memberikan tekanan terhadap harga logam mulia. Alasannya, investor cenderung memilih aset yang memberikan imbal hasil seperti obligasi ketimbang logam mulia yang tidak menghasilkan bunga.

Dampak ke Pasar Domestik dan Respons Investor

Fluktuasi harga perak internasional turut memengaruhi harga di pasar domestik. Antam sebagai produsen logam mulia menyesuaikan harga jual mengikuti tren global untuk menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan.

Meskipun harga turun, sebagian investor melihat kondisi ini sebagai peluang membeli pada level rendah. Strategi akumulasi di saat harga koreksi sering digunakan untuk memperoleh keuntungan ketika harga kembali naik.

Sebaliknya, bagi pedagang jangka pendek, penurunan harga justru menjadi momen untuk melakukan penyesuaian portofolio. Mereka cenderung mengamankan posisi terlebih dahulu sebelum masuk kembali ke pasar.

Pasar perak di Indonesia sendiri cenderung stabil dengan minat yang terus tumbuh. Selain digunakan untuk investasi, perak juga banyak diminati dalam bentuk perhiasan dan koleksi numismatik karena nilai estetikanya.

Outlook Harga Perak Menjelang Akhir Tahun

Sejumlah analis memperkirakan harga perak akan tetap berfluktuasi hingga akhir 2025. Pergerakannya akan sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter Amerika Serikat dan kondisi perekonomian global.

Jika dolar AS terus menguat, harga perak kemungkinan masih akan tertekan dalam jangka pendek. Namun apabila The Fed memberi sinyal pelonggaran suku bunga, logam mulia berpotensi rebound karena meningkatnya daya tarik sebagai aset lindung nilai.

Kondisi geopolitik dunia, seperti ketegangan perdagangan dan konflik regional, juga bisa menjadi pemicu pergerakan harga perak. Permintaan industri terhadap perak yang digunakan dalam teknologi dan energi terbarukan akan turut berperan menjaga permintaan tetap tinggi.

Para investor disarankan tetap mencermati perkembangan pasar dan memperhitungkan waktu pembelian. Dengan volatilitas yang tinggi, strategi investasi jangka menengah hingga panjang masih dianggap paling aman.

Perak Tetap Jadi Aset Bernilai di Tengah Gejolak

Koreksi harga perak Antam pada 5 November 2025 menegaskan kembali betapa sensitifnya logam mulia ini terhadap pergerakan global. Meskipun harga mengalami tekanan, daya tarik perak sebagai aset bernilai tidak sepenuhnya pudar.

Bagi sebagian investor, penurunan harga saat ini justru dianggap sebagai peluang emas untuk menambah portofolio logam mulia. Dengan memperhatikan pergerakan dolar dan kebijakan The Fed, pelaku pasar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih tepat dan terukur.

Terkini